Matahari
di siang ini terasa sangat terik. Terasa bertambah panas lagi jika kakak
beradik itu memperebutkan kipas angin di rumahnya. Sebenarnya, di rumah mereka
memiliki AC. Tetapi, apa boleh buat? Remot AC mereka rusak karena diperebutkan
kemarin siang.
“Kakak! Aku kepanasan! Berikan aku
tempat!” seru sang adik.
“Iya, nanti dulu! Kakak masih kepanasan sekali!” jawab kakaknya.
“Tapi, sejak tadi kakak yang berada
di depan kipas!” kata adik.
“Kakak lebih tua, jadi berhak untuk
mengaturmu selagi ayah ibu pergi” nasihat kakak.
“Aku akan mengadu pada ibu di
telepon nanti!” ancam adik.
“Ah... Adukan saja. Inikan hak
kakak. Nanti, kakak jelaskan” ejek sang kakak.
Ayah & Ibu mereka bekerja
sebagai dokter. Ayahnya di tugaskan di bogor sedangkan ibunya di tugaskan di
bandung. Mereka di rumah bersama pengasuh mereka. Namun, pengasuh hanya jam 6
pagi hingga jam 11 pagi. Pengasuh kembali lagi jam 3 hingga 8 malam.
Kakak & Adik merasa gembira
karena, mereka menelepon ibunya. Ibunya menyampaikan jika minggu depan ibu akan
pulang,
sementara ayah 2
minggu lagi akan pulang.
Mereka membuat perjanjian damai mulai sekarang hingga ayah ibu pulang.
Perjanjian di setujui mereka berdua. Seperti sebuah perjanjian sungguhan
saja...! J
isi perjanjian adalah:
v Saling membantu mebersihkan kamar.
v Tidak mengambil buku satu sama lain
tanpa izin,
v Tidak saling mengagetkan.
v Tidak jahil.
v Rukun .
Namun, perjanjian itu tidak dilaksanakan dengan baik oleh
kakak. Saat ibu pulang kakak masih sering menjahili adiknya sementara adiknya
selalu menyayangi kakak. Ibu sering membandingkan mereka. Sedari kecil selalu
kakak yang tak mau mengalah. Semua berakhir saat sang adik menderita sakit.
Sebuah penyesalan dari hati sang kakak. Setiap hari kakak
membuatkan puding kesukaan adiknya yang di kirim ke rumah sakit. Tapi, semakin
lama sakit adik semakin parah sehingga harus di rawat di negeri tetangga. Kakak
merasa kaget dengan hal itu, tapi ia harus tetap masuk ke sekolah.
Satu minggu berlalu. Saatnya sang kakak berangkat menjenguk
adiknya di negeri tetangga. Saat menunggu pesawat. Sang kakak menelepon
adiknya. Dia juga meminta maaf. Tapi, saat mengucap kalimat maaf telepon
terputus. Jadi, lebih baik jika kakak bersiap menuju pesawat.
Sesampainya disana kakak menangis melihat adiknya yang sudah
lemas. Kakak tidak di beritahu apa penyakit yang diderita adiknya. Bahkan,
adiknya tidak diberitahu juga. Kakak meminta maaf atas segala perlakuanya yang
tidak mau mengalah. Adik pun memaafkanya.
3 minggu dirawat di negeri tetangga, adik pun sembuh. Kakak
menyambut sang adik dengan hati gembira. Mereka bermain bersama, belajar
bersama, & saling menyayangi. Ibu & Ayah sangat senang kedua anaknya
bisa akur kembali. Ayah & Ibu sudah selesai bertugas, jadi mereka tinggal
bersama.
Tak terasa sang kakak sudah tumbuh dewasa. Sang kakak
meluncurkan sebuah buka yang berjudul “My Little Sister”. Yang diceritakan
tentangnya dan adiknya saat masih kecil. Buku itu sangat laris di pasaran.
Adiknya juga tidak menyangka bahwa masa kecil mereka itu sangat lah rumit.
~
“ > SELESAI <” ~
Nataris, teruskan kamu dalam menulis cerpen....semoga jadi cerpenis
BalasHapusIya... amin pak. Terimakasih :-D
BalasHapushebat nana
BalasHapus